Salah satu kebudayaan Melayu pada akhir bulan puasa khususnya di kampungku adalah memasang lampu colok di jalan-jalan. Gambar di samping merupakan barisan lampu colok yang dipasang di sepanjang gang rumahku. Kalau di jalan umum, lampu coloknya dibuat lebih indah dan lebih menarik. Sayang aq tak bisa memotretnya karena tak sempat jalan-jalan (derita). Gambar yg di samping Ramadhan tahun 2010.
Nah, kalau gambar di samping kanan ini diambil Ramadhan tahun 2011. Kalau yang ini di jalan umum. Di jalan umum, tahun ini tak lagi menggunakan lampu dengan minyak tanah. Masyarakat berfikir, menggunakan lampu listrik lebih praktis. Jadi lampunya dipasang warna warni mewarnai jalanan. Hmm,,, cukup indah....
Eh, kira2 tahun depan seperti apa lagi ya......????
Selasa, 17 Januari 2012
Kamis, 12 Januari 2012
Rahasia_Nya
Rabbi,,, belum juga ku mengerti maksud dari apa yang telah terjadi......
Belum juga ku pahami rahasia dari semua yang ku alami........
Rabbi,,, aku tau apa yang terjadi ini bukan suatu kebetulan, tapi suatu ketentuan. Tapi mengapa gundah tetap ada di hati? Bukankah harusnya aku tak perlu merasa resah? Harusnya aku yakin akan adanya kebaikan di balik semua ini?
Rabbi,,,, maafkan aku yang na'if dan dha'if ini.....
Belum juga ku pahami rahasia dari semua yang ku alami........
Rabbi,,, aku tau apa yang terjadi ini bukan suatu kebetulan, tapi suatu ketentuan. Tapi mengapa gundah tetap ada di hati? Bukankah harusnya aku tak perlu merasa resah? Harusnya aku yakin akan adanya kebaikan di balik semua ini?
Rabbi,,,, maafkan aku yang na'if dan dha'if ini.....
Sabtu, 07 Januari 2012
Luka hati
Kadang, tanpa sadar seseorang telah terluka karena ulah ku... Dan pasti, tak ada niatku untuk melukai. Biasanya cuma dalam canda, yang tak disangka menjadi luka. Itulah mungkin kenapa Allah dan RasulNya tak menyukai canda yang berlebihan.
Saat aku menyadari itu sudah terjadi, aku akan merasa sangat bersalah. Ketika mereka terluka, aku akan merasa lebih terluka. Aku akan merasa sangat bodoh, sangat tak berguna, dan sangat tak pandai bicara ataupun bertingkah. Dan mungkin setelah itu, aku akan menjadi lebih diam, untuk beberapa waktu.
Bergumam ma'af pun aku tak mampu. Oh,, alangkah na'ifnya aku......
Maafkan aku....
Saat aku menyadari itu sudah terjadi, aku akan merasa sangat bersalah. Ketika mereka terluka, aku akan merasa lebih terluka. Aku akan merasa sangat bodoh, sangat tak berguna, dan sangat tak pandai bicara ataupun bertingkah. Dan mungkin setelah itu, aku akan menjadi lebih diam, untuk beberapa waktu.
Bergumam ma'af pun aku tak mampu. Oh,, alangkah na'ifnya aku......
Maafkan aku....
Langganan:
Postingan (Atom)