Senin, 24 September 2018

Bersatu teguh bercerai roboh



Bismillah
Setelah sekian lama (aduh kebanyakan kekata pembuka blogku macam gini semuo lebih kurang, gara2 jarang pake banget nge-blog. wkwkwkw), aku memutuskan singgah sejenak. Ade sesuatu menarik yang membuatku ingin menulis.
Beberapa hari lalu, aku post photo yang kat bawah ni di fb dan wa.
setidaknya, ketika memandang ini, hati teringat pada-Nya
 Eh ternyata, a lot of people (lebih dari 2 dihitung banyak kan ya? hihihi) curious and asking about it. So I thought, let me just write it down here, kronologi kejadiannya (what??).

Anyway, kalau dibilang kreatif, sesungguhnya I don’t really think I’m that creative. Aku cuma browsing sana-sini, nemu ide-ide yang berseliweran di internet, and then abra kadabra jadi. Eh, nggak sekilat itu dink, hampir 3 bulan baru selesai. Banyak faktor X, such as kelas yang terus dipakai sampai sore jadi tak berkesempatan untuk mendekornya lagi. Jadilah sisi dinding itu mengalami autumn parah, eh dormansi pohonnya. Baru beberapa hari yang lalu spring menyapa di kelas kami. Wkwkwkwkw
 Oke, ada yang nanya gimana buatnya. Let me tell you, tak susah sebenarnya. But you need bala bantuan. Aku punya 2 orang sejawat kece (Yani dan Nella). Ah, tanpa bantuan mereka ini, tak jadi barang ni. Ide kreatif pertama adalah how to make kelas ini semenarik mungkin, tak kosong melompong. Sekolah kami sampai sore, jadi setidaknya adelah sedikit goresan menginspirasi dan bermanfaat. Pada sisi dinding lain aku dah buatkan The Map, gambar di bawah ini.
thats me anyway. kalau ade yang penasaran nih. hah!
ini dibuat sebagai pengalaman belajar tak langsung bagi anak-anak. maafkan andai gambar tak betul-betul serupa.

Kembali ke laptop, eh ke niat asli ku (hah?). Nah, karena ini sekolah Islam Terpadu (IT), so we need sesuatu yang Islami, yang aplicable, tak hanya terpampang saja tapi juga bisa jadi amalan. So, timbullah ide, buat asma-ul-husna. Supaya tampak lebih kece, kita buat pohon asma-ul husna. Browsing sana-sini pakai kata kunci pohon asma-ul-husna, tampak satu yang bagus pake banget. But to us, it seem unreachable (think yourself why). We think over and over again. Ah, buat pohonnya aja dululah, yang lain nyusul. So, di suatu siang setelah anak-anak pulang, aku dan Nela ambil kuas dan cat hitam and we begin our masterpiece (masterpiece apaan coba?). Yani mana? Dia pegi beli bakso bakar-menurutku-, rupanya bawa balik bakso goreng plus nuget. Aiyya!  Eh, Yani punya tugasan lebih penting, mengetik asma-ul-husna dan mem-print. 
Time flies. Bulan berlalu. Dan setelah lebih 2 bulan, barulah tulisannya di print.
aduh ini gimana mutar fotonya? maap gini bentuknya
Oke, time flies again, barulah beberapa hari yang lalu, kami melibatkan anak-anak untuk menge-cat hasil print out dengan pensil warna yang mereka miliki. Ah, proses pengecatan adalah proses yang mengasikkan. Ada yang rapi betul ngecatnya, ada yang asal-asalan juga, ada yang antusias betul sampai tulisan dicat habis-habisan. Sobs! Sobs! Huhu. Anyway, itu indah. Mereka ambil peran. That’s how we want it. Setelah selesai digunting dan di-cek urutannya, barulah beberapa hari kemudian kepingan-kepingan ini ditempel. And taraaaaa! Kelas kita sudah bersemi. Kepingan2 yang kalau sendiri-sendiri tadi warnanya kacau balau, tapi setelah disatukan, it turns out very well. Ah! What a nice feeling.
what a nice feeling. did you feel that?! or, it just me.?
Oh, judul itu kenapa gak nyambung banget sama tulisan ya? Ahahah. Think it yourself! (dasar penulis payah)
Oke dear readers (entah ada ntah tidak), apapun tengkiu yang dah berkenan singgah. Muach!
Salam.

Kamis, 03 Mei 2018

Keranjang Kosong

Salam'Alaik
duhai setahun berlalu sejak terakhir aku menulis di blog ini. jangankan sarang laba-laba, lebah pun mungkin ikut bertandang.
anyway busway, what's with my title of post?
Keranjang kosong. Makna apa yang terkandung bagimu? well, bagiku yang semi ibu rumah tangga ini, keranjang kosong bisa membawa kebahagiaan. kau tau kenapa?
sebab,,,,, keranjang kosong bisa berarti dua, bagiku lho ya. tak taulah kamuh.
satu, keranjang kosong membahagiakan, sebab itu artinya, pakaian kotor dah selesai dicuci. Yu know lah kan? The laundry's done. isn't happiness? iya kan, itu kebahagiaan bukan?
nah, what the second one? of course it's next step kalau pakaian kering. Setrikaan lah kan. so when keranjang kosong, its also mean setrikaan dah tuntas. Selesai jadi ironman. happiness tu kan?
Nah, ternyata ya, kebahagiaan ibu rumah tangga itu tak jauh-jauh... dan tak ribet. sesimple keranjang kosong.
gambar dari google

nah lagi ni, ternyata kebahagiaan itu takkan berlangsung lama. hahahaha. tau kan maksudnya.?
karena besoknya, keranjang dah mulai terisi lagi. yeah, berulang dan terus berulang... dan ini cuma satu contoh pekerjaan berulang ini. tau sendiri saja.

well, segitu deh ya.
tengkiu yang sudi singgah dan bace. syukur2 nak jejak komen kat sini.
Salam.

Senin, 13 Maret 2017

Pak Bambang



Ahad, 12 Maret 2017
Kabar sepagi itu sejenak setelah smartphone ku normal dari ‘kematiannya’, sungguh membuat ku tak percaya. Bagaimana tidak, ini kabar yang sungguh mengejutkan, juga menyesakkan; pak Bambang, foto itu yang terpampang di status fb teman yang ditag ke aq. Mengabarkan bahwa pak Bambang telah dipanggilNya. Seakan tak ingin percaya, aq bahkan mempertanyakan keseriusan berita yang dishare temanku ini. Tapi kematian, begitulah ia, meski seuat apa penolakannya, takkan pernah berubah ketetapannya.
in memoriam 😢
 Ah, pak Bambang. Desas-desus tentangnya mulai terdengar ketika awal-awal aq menapaki MAN Bengkalis, tahun 2004. Ya, dia adalah guru, untuk mata pelajaran Biologi. Kenapa sampai ada desas-desus yang membuat nama pak Bambang terkenal bahkan sebelum kami melihat wajahnya? Kalau dalam bahasa mahasiswanya karena ke-killer-annya. Hehe. Begitulah pak Bambang terdeskripsikan waktu itu.
Sebagai anak baru, bukankah itu menakutkan? Pakai banget. Sungguh deg-degan, dan berharap bukan pak Bambang yang mengajar Biologi kelas satu. Tapi, sebenarnya ada rasa penasaran juga, segalak apa sih pak Bambang. Meski tanpa sadar, di hati terdetik pengen diajar oleh pak Bambang. Aneh kan ya?
Well, kami terlepas dari ketegangan itu. Syukurlah, kelas satu bukan pak Bambang yang ngajar.
Nah, naik kelas 2 IPA, apa yang pernah terdetik di hati langsung kejadian. Bahkan, bukan Cuma ngajar Biologi, pak Bambang sekalian jadi wali kelas bo’. Itu rasanya agak gimanaaaa gitu. Waduh…
Ah, pak Bambang. Sepertinya desas-desus tentangnya itu tidak terbukti menurutku. Iya, kadang kami tegang kalau pak Bambang masuk kelas dan mulai menanyakan tugas. Haha. Yang tidak siap tugas, tidak hapal yang disuruh, siap2 maju mendapat hukuman. Apakah itu galak? Tidak menurutku, karena kamilah yang memulainya. Kami sadar dan kami terima hukumannya.
Sebagai wali kelas, pak Bambang benar2 bertanggung jawab mengelola kelas. Ah, sungguh menyenangkan ternyata bersama pak Bambang. Desas-desus itu sungguh tak terbukti. Dan begitulah, di penghujung semester dua, kami bahkan meminta pak Bambang menjadi wali kelas kami kembali di kelas 3 IPA. Permintaan kami dipenuhi. Begitulah, 2 tahun membersamai , entah bagaimana membuat kami kompak.
Tiap lebaran, rumah pak Bambang tak pernah dilewatkan. Bahkan setelah tamat sekolah di tahun 2007, dan masing-masing sudah berpencar-sibuk dengan kuliah, pulang kampung-, setidaknya yang sempat dan dekat kami selalu menyempatkan ngumpul. Tentu saja, rumah pak Bambang wajib dikunjungi. 
lebaran 2010
 Sampai tahun 2015, 8 tahun setelah alumni, kami masih menyempatkan ngumpul meski cuma beberapa orang (yang lain sudah pada berkeluarga), dan meski hanya satu tujuan untuk ke rumah pak Bambang. Rasanya, tak ada satu lebaran pun yang kami lewatkan tanpa mengunjungi rumahnya.
lebaran 2012
(yang tertangkap kamera ku. tahun2 lain tak ada di kamera ku)
 Nama itu, wajah itu, kekhasan bicaranya, tak pernah luput dari ingatan kami. 2016, adalah pertama kalinya kami tak berlebaran ke rumahnya, diakrenakan susah mengumpulkan teman-teman yang sudah sibuk semua. Hari ini, Ahad 12 Maret 2017, kami berkumpul lagi, beberapa. Tapi bukan untuk bincang-bincang canda dan tertawa, melainkan untuk melepaskan kepergiannya dalam isak penuh do'a. 😭
Hari ini, dalam perjalananku melayatnya, memori-memori itu berkelibat seolah baru kemarin terjadi, padahal sudah 10 tahun menjadi alumni.
Hari ini, ada begitu banyak tangan menengadah ke langit, mendo’akanmu, pak.
Allah, semoga Engkau ampuni dia, rahmati dia, dan tempatkan dia di tempat terbaik di sisi-Mu. Aamiin….
Sungguh sudah sejak beberapa waktu yang lalu aq ingin menuliskan tentang pak Bambang, tapi bukan dengan suasana seperti ini. Aku mengagumi pak Bambang, dan mungkin itu juga yang mengantarkan ku pada profsi ku saat ini; guru Biologi. Semoga itu menjadi jariah...
al-fatiha